Senin, 17 Oktober 2011

MODEL PENGEMBANGAN MATERI AJAR SASTRA DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF

MODEL PENGEMBANGAN MATERI AJAR SASTRA DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF


1.    Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya pengajaran bahasa dan sastra, tentu akan berkaitan dengan karang-mengarang. Seorang guru Bahasa Indonesia sepertinya memiliki tanggung jawab untuk membina kemampuan siswa untuk menenrima dan menyampaikan pesan lewat bahasa. Pada akhirnya, proses belajar bahasa ini akan berujung dengan mengembangkan kemampuan penulisan kreatif.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP), disebutkan bahwa siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan maupun keterampilan berbahasa. Siswa juga diarahkan untuk dapat mengapesiasikan hasil karya Indonesia, seperti puisi, cerpen, dan berbagai karya sastra lainnya.[1] Dari kutipan tersebut diketahui bahwa siswa diharapkan dapat mengapresiasikan dan mengekspresikan karya-karyanya sesuai dengan daya kreativitas, daya imajinasi, dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa dalam menulis cerpen.
Menurut Kinayati Djojosuroto, “cerpen  ataupun  karya  sastra  adalah  karya imajinatif  dengan  fakta  kehidupan  atau  realitas  kehidupan  sebagai  dasar karangan.”[2]  Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cerpen itu merupakan sebuah cerminan dari kehidupan atau sebuah kenyataan dari kehidupan seseorang.
Kegiatan menulis cerpen mempunyai banyak kelebihan diantaranya yaitu dapat membuat seseorang lebih peka terhadap keadaan lingkungan diri sendiri atupun lingkungan disekitarnya, selain tentunya siswa akan memiliki daya imajinasi yang tinggi dan juga kreativitas yang baik.
Pada umumnya, siswa mengeluh saat diminta untuk membuat suatu karya, cerpen misalnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gagasan atau ide yang dikembangkan kurang sistematis atau mungkin karya sastra yang dijadikan model belum memenuhi syarat sehingga tidak jarang siswa merasa bingung untuk menyelesaikan karyanya.
Namun, motivasi belajar siswa dan metode yang digunakan dalam pembelajaran dapat menjadi faktor keberhasilan pembelajaran sastra. Guru sebaiknya mengenali tipe belajar siswa sehingga metode pengajaran yang akan digunakan pun dapat bermanfaat dengan maksimal. Dengan demikian, guru memperkirakan metode yang tepat sebelum metode tersebut langsung digunakan dalam pembelajaran.
Pembelajaran menulis cerpen ini mencoba untuk menggunakan metode The Power of Illusions dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Metode ini merupakan teknik mengembangkan gagasan yang berasal dari pengalaman. Pengalaman yang dipilih adalah pengalaman saat melihat atau mengenal seorang ”manusia super” atau bisa dengan memilih mengembangkan pengalaman saat melihat tradisi yang menggunakan aktivitas di luar kebiasaan.
Metode The Power of Illusions menggunakan beberapa teknik yaitu, memahami makna yang dimaksud dari perilaku yang di luar kebiasaan tersebut, menggambarkan perbandingan antara seorang yang memiliki keahlian tersebut dengan orang biasa, gunakan kebebasan berbahasa untuk mengembangkan gagasan, dan mengembangkan perbendaharaan kata.
Metode ini digunakan dengan membagi para siswa dalam kelompok kecil. Dalam kelompok tersebut, para siswa mendiskusikan topik yang diberikan oleh guru. Topik yang diberikan seperti tradisi daerah yang menggunakan aktivitas di luar kebiasaan, biografi orang-orang yang memiliki indera keenam, dan topik lainnya yang kemudian dikembangkan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya di perpustakaan atau sumber lainnya.
Tujuan dari metode ini adalah siswa dapat mengembangkan gagasan yang berasal dari pengalamannya mengenal seorang spiritualis atau tradisi yang menakjubkan. Metode ini pun melibatkan kelompok belajar sehingga siswa dapat berinteraksi dengan baik. Pengalaman tersebut akan dituangkan dalam sebuah cerpen yang menarik dan tidak lupa memerhatikan bentuk bahasa, kesatuan, dan penggunaan tanda baca.

2.    Pengembangan Materi Ajar
2.1  Identifikasi
Dalam penggunaan metode The Power of Illusions terdapat hal-hal yang akan di terapkan dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu,
1.         Siswa mampu menentukan pengalaman yang akan dijadikan sebagai gagasan pokok
2.         Siswa mampu menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sendiri untuk menulis cerpen
3.         Siswa mampu menyesuaikan tema dengan isi cerita
4.         Siswa mampu menulis kerangka cerita pendek dengan memerhatikan latar dan alur cerita
5.         Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan unsur intrinstik cerpen yaitu tokoh, latar, dan alur.
6.         Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, ejaan, dan tanda baca












2.2     Rencana Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                                                : SMP ABC
Mata Pelajaran                 : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester             : IX / I
Standar Kompetensi      : Menulis
  8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan                                             pengalaman dalam cerita pendek
Kompetensi Dasar           : 8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang                                                                       pernah dialami
Waktu                                  : 6 x 40’

A.      Tujuan Pembelajaran
1.       Siswa mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami dengan lengkap.
2.       Siswa mampu menentukan tokoh dalam peristiwa dengan jelas.
3.        Siswa mampu menentukan latar dalam peristiwa dengan jelas.
4.       Siswa mampu menentukan alur dalam peristiwa dengan jelas.
5.       Siswa mampu menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami dengan baik.
6.       Siswa mampu menyunting cerpen dengan tepat.

B.      Materi Pembelajaran
1.       Pendataan berbagai peristiwa yang pernah dialami
2.       Penentuan alur cerpen
3.       Penentuan tokoh cerpen
4.       Penentuan latar cerpen
5.       Penulisan cerpen
6.       Penyuntingan cerpen

C.      Metode Pembelajaran
1.       Metode inquiry
2.       Metode questioning
3.       Metode learning community
4.       Metode permodelan
5.       Metode partisipatori
6.       Metode the power of illusions
7.       Metode authentic assessment
8.       Metode refleksionis

D.      Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
1.       Kegiatan awal (appersepsi)
1.1   Guru sedikit mengulang pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru mengemukakan tujuan dan materi yang akan disampaikan.
1.3 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.

2.       Kegiatan inti
2.1   Siswa membaca buku teks mengenai penulisan cerpen
2.2   Siswa memilih peristiwa yang paling mengesankan yang pernah dialami.
2.3   Siswa menentukan alur cerita.
2.4   Siswa bertanya mengenai tugas yang akan diberikan.

3.       Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
3.2 Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3 Guru dan siswa merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan 2
1. Kegiatan awal (appersepsi)
1.1 Guru mengulang tujuan dan materi yang sama pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru menanyakan tugas yang diberikan.

2. Kegiatan inti
    2.1 Siswa merangkai peristiwa menjadi alur atau kerangka cerita.
    2.2 Siswa mengembangkan alur atau kerangka cerita menjadi cerpen.

  1. Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
3.2   Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3   Guru merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4   Guru membahas kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan 3
1. Kegiatan awal (appersepsi)
1.1 Guru mengulang tujuan dan materi yang sama pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru menanyakan tugas yang diberikan.

2. Kegiatan inti
2.1 Siswa mengembangkan peristiwa menjadi cerpen.
2.2 Siswa menyunting cerpen karya sendiri.

3. Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari,.
3.2 Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3 Guru merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4 Guru membahas kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

E.       Alat / media belajar dan sumber
1. Alat / media           : powerpoint dan laptop/LCD atau transparansi/OHP
2. Sumber                   : buku teks Bahasa Indonesia kelas IX SMP, LKS Bahasa Indonesia
                                          kelas IX SMP, perpustakaan, peristiwa yang dimiliki siswa, buku                                                 Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, buku                                                             Dasar-Dasar Teori Apresiasi Prosa, pedoman Ejaan yang                                                                Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

F.       Evaluasi
1.       Penilaian Proses: ada
2.       Penilaian akhir
2.1 Jenis penilaian            : Tes unjuk kerja dan Portofolio
2.2 Bentuk penilaian       : Uji petik kerja proses dan produk serta draf cerpen
2.3 Butir soal
No.
Indikator
Instrumen
Skor
Keterangan Skor
(rentang skor)
1
mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami dengan lengkap
Datalah peristiwa-peristiwa yang pernah dialami!

3-5 = tepat
0-2 = kurang tepat
2
mampu menentukan tokoh dalam peristiwa dengan jelas
Tentukan tokoh dalam peristiwa!

6-10 = tepat
0-5 = tidak tepat

3
mampu menentukan latar dalam peristiwa dengan jelas
Tentukan latar dalam peristiwa!

11-15 = tepat
6-10 = kurang tepat
0-5 = tidak tepat

4
mampu menentukan alur dalam peristiwa dengan jelas
Tentukan alur dalam peristiwa!

11-15 = tepat
6-10 = kurang tepat
0-5 = tidak tepat

5
mampu menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami dengan baik
Tulislah cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami!

31-35 = runtut dan baku
16-30 = runtut tetapi tidak baku
0-15 = tidak runtut dan tidak baku
6
mampu menyunting cerpen dengan tepat
Suntinglah cerpen!

11-20 =runtut dan baku
0-10 = runtut tetapi tidak baku
Nilai

Nilai = jumlah skor

2.3 Langkah-langkah Pembelajaran
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan yaitu sebagai berikut:

Langkah-langkah pembelajaran
Waktu
Metode
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (appersepsi)
1.1 Guru sedikit mengulang pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru mengemukakan tujuan dan materi yang akan disampaikan.
1.3 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan inti
2.1 Siswa membaca buku teks mengenai penulisan cerpen.
a. Apa ciri-ciri cerpen?
2.2 Siswa menentukan peristiwa yang paling mengesankan yang pernah dialami.
a. Apakah kamu pernah mengalami suat peristiwa yang tidak terlupakan?
b. Apakah peristiwa itu menyenangkan, menyedihkan, tau mengharukan?
c. Apakah kamu pernah melihat peristiwa yang sangat menakjubkan hingga kamu merasa itu sangat mustahil atau ajaib?
d. Apakah kamu pernah melihat seseorang menampilkan keahlian yang sangat menakjubkan?
e. Apakah kamu memiliki tokoh idola seorang manusia superhero atau manusia yang memiliki kelebihan?
2.3 Siswa menjelaskan peristiwa yang menarik..
a. Jelaskan tentang peristiwa menarik yang pernah kamu lihat atau kamu alami!
b. Jelaskan ciri-ciri manusia super yang pernah kamu lihat atau kamu idoalakan!

3. Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
3.2 Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3 Guru dan siswa merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.



15 menit







     50 menit































15 menit


Diskusi

questions





Ceramah dan tanya jawab

partisipatori
inqury
learning community
the power of illusions























penugasan





Refleksion dan penugasan


Pertemuan 2
1. Kegiatan awal (appersepsi)
1.1 Guru mengulang tujuan dan materi yang sama pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru menanyakan tugas yang diberikan.

2. Kegiatan inti
2.1 Siswa merangkai peristiwa menjadi alur atau kerangka cerita.
     a. Buatlah kerangka berdasarkan penjelasan peristiwa!
2.2 Siswa mengembangkan alur atau kerangka cerita menjadi cerpen.
a. Apa ide-ide cerita dari penjelasan peristiwamu?
b. Kembangkan kerangka tersebut menjadi cerpen!

3. Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
3.2 Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3 Guru merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4 Guru membahas kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.


15 menit







50 menit









15 menit



Diskusi







the power of illusions








refleksi dan penugasan









Pertemuan 3
1. Kegiatan awal (appersepsi)
1.1 Guru mengulang tujuan dan materi yang sama pada pertemuan sebelumnya.
1.2 Guru menanyakan tugas yang diberikan.

2. Kegiatan inti
2.1 Siswa mengembangkan peristiwa menjadi cerpen.
a. Kembangkanlah ide-ide cerita dari penjelasan menjadi suatu cerpen!
b. Perkayalah perbendaharaan katamu sehingga ceritamu menarik!
2.2 Siswa menyunting cerpen karya sendiri.

4.       3. Kegiatan akhir
3.1 Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari,.
3.2 Guru memberikan garis besar mengenai materi yang telah dipelajari.
3.3 Guru merefleksikan manfaat materi yang telah dipelajari.
3.4 Guru membahas kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.



15 menit







50 menit









15 menit


diskusi







the power of illusions
partisipatori







refleksi

authentic assessment

3. Penutup
    3.1 Kesimpulan
Cerpen merupakan suatu produk karya sastra yang wajib diperkenalkan dan dikembangkan oleh siswa sebagai suatu kemampuan menulis sastra. Pembelajaran sastra akan berhasil jika siswa dapat mengaplikasikan bahkan menciptakan suatu produk karya sastra yang dapat dinikmati oleh semua orang, khususnya cerpen. Dalam pembelajaran menulis cerpen, guru dapat memanfaatkan metode The Power of Illusions. Metode ini melibatkan kelompok belajar untuk mengembangkan suatu gagasan yang berdasar pada pengalaman setelah melihat tradisi atau seseorang yang memiliki kemampuan lebih.
Metode The Power of Illusions memiliki kelebihan, yaitu siswa akan lebih peka terhadap peristiwa di sekelilingnya, dapat berinteraksi lebih baik dengan siswa lain, dan dapat mengembangkan gagasan dari suatu topik yang mungkin tidak akan terpikirklan sebelumnya. Dengan demikian, siswa dapat menciptakan suatu karya yang menarik dengan tetap memerhatikan bentuk bahasa dan sesuai dengan pedoman ejaan yang baik dan benar.

1.2    Kendala
Metode The Power of Illusions selain mempunyai kelebihan, metode tersebut juga mempunyai kekurangan diantaranya guru tidak dapat memastikan seberapa besar kemampuan siswa untuk mengembangkan gagasannya, mungkin saja di antara siswa ada yang memiliki egoisme untuk memertahankan topik yang akan dikembangkan, dan mungkin saja sumber untuk mendapatkan informasi lebih banyak sulit didapatkan.


1.3    Saran
Metode The Power of  Illusions dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran sastra seperti menulis cerpen. Namun, metode ini dapat digunakan untuk pembelajaran menulis puisi dan drama. Metode ini pun tetap sama seperti metode lainnya yang harus bisa memperkirakan waktu pembelajaran agar efektif dan efisien serta dapat membuat siswa menghasilkan karya yang menarik dan memuaskan.

4. Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti., Maidar G. Arsjad, dan Sakura Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1989.
Djojosuroto, Kinayati. “Dasar-Dasar Teori Apresiasi Prosa”(Materi Perkuliahan untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2007)
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008.


[1] Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdikbud, 2006, hlm. 51
[2] Kinayati Djojosuroto, “Dasar-Dasar Teori Apresiasi Prosa”(Materi Perkuliahan untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2007),  hlm. 64.